Minggu, 25 Oktober 2015

Kajian Islam Tentang Shalat Shubuh

Sholat Sunnah Dua Raka’at Sebelum Shubuh
Dalam hadits riwayat Abu Hurairah disebutkan bahwa Rasulullah bersabda, Janganlah kalian meninggalkan dua rakaat fajar, sekalipun kalian sedang menghadapi musuh (HR Ahmad, Abu Dawud, Al-Baihaqi, dan Ath-Thahawi).
Beliau juga bersabda,
Dua rakaat fajar lebih baik daripada dunia dan segala yang ada di dalamnya.
Dalam riwayat lain, Lebih aku sukai daripada dunia seisinya. (HR. Muslim).
As Sindiy mengatakan bahwa makna dari “dua rakaat fajar” itu adalah shalat sunnah fajar. Cukup masyhur dengan nama ini (dua rakaat fajar) dan mengandung kemungkinan adanya kewajiban.
Sedangkan makna “Lebih baik dari dunia” yaitu lebih baik daripada diberikan seluruh dunia di jalan Allah SWT atau keyakinan mereka bahwa isi dunia adalah kebaikan dan tidaklah seberat atom dari (kenikmatan) akherat bisa disamai dengan dunia dan seisinya. (Syarh Sunan an Nasai juz III hal 127)
Terdapat riwayat lainnya yang menegaskan keutamaan dan perlunya melaksanakan shalat sunnah fajar ini, diantaranya :
Hadits Aisyah yang diriwayatkan oleh Bukhori dan Muslim bahwa tidaklah Nabi SAW sangat menjaga shalat-shalat nafilahnya daripada dua rakaat fajar.”
Sabda Nabi SAW lainnya,”Barangsiapa yang tidak melaksanakan shalat dua rakaat fajar hingga terbit matahari maka laksanakanlah dua rakaat itu (saat terbit matahari ).” (HR. Baihaqi dengan sanad baik)
Dari Qais bin ‘Amr berkata,”Rasulullah SAW keluar (dari rumah) saat iqomat shalat maka aku pun shalat shubuh bersamanya kemudian Nabi SAW beranjak dan mendapatiku sedang melaksanakan shalat. Lalu beliau SAW bersabda,”Sebentar wahai Qais. Apakah dua shalat sekaligus?!” Aku menjawab,”Wahai Rasulullah sesungguhnya aku belum melaksanakan shalat dua rakaat fajar.” Beliau SAW bersabda,”Kalau begitu tidak apa-apa.” (HR. Tirmidzi)
Dari Abu Hurairoh dari Rasulullah SAW bersabda,”Janganlah kalian meninggalkan dua rakaat fajar walaupun kalian dikejar kuda (musuh).” (HR. Ahmad dan Abu Daud)
Dari Aisyah Radhiyallahu anhu, ia berkata, Sesungguhnya Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam tidak pernah meninggalkan empat rakaat sebelum dzuhur dan dua rakaat sebelum shubuh. (HR Al-Bukhari).
Terdapat banyak hadits yang menyebutkan bahwa Rasulullah selalu melakukan shalat sunnah dua rakaat sebelum shalat shubuh. Kalimat tidak pernah meninggalkan pada hadits di atas menunjukkan bahwa shalat sunnah fajar dua rakaat atau bisa juga disebut shalat sunnah qabliyah shubuh adalah salah satu kebiasaan Nabi, atau suatu perbuatan yang biasa dilakukan oleh beliau. Rasulullah hampir tidak pernah meninggalkan sholat fajar ( qabliyah subuh ) dan sholat ini termasuk sholat sunnah muakkadah
Dalam hadits dikatakan, di antara shalat-shalat nafilah (sunnah), tidak ada satu pun yang lebih dijaga pelaksanaannya oleh Nabi daripada dua rakaat fajar. (Muttafaq Alaihi)
Suatu hari, Rasulullah pernah terlambat datang ke masjid untuk shalat shubuh dikarenakan ada suatu urusan yang mesti beliau kerjakan, padahal Bilal telah mengumandangkan adzan shubuh beberapa saat yang lalu. Kemudian tatkala beliau datang, beliau langsung shalat bersama para sahabat. Selesai shalat, Bilal menanyakan kepada beliau tentang sebab keterlambatannya seraya memberitahu bahwa para sahabat telah lama menunggu beliau. Beliau pun memberitahu Bilal akan sebab keterlambatannya, bahwa ada suatu urusan yang mesti beliau kerjakan, dan setelah itu beliau menyempatkan diri untuk sholat sunnah dua rakaat sebelum ke Masjid.
Bilal berkata, Wahai Rasulullah, sesungguhnya engkau sudah terlambat sekali !?
Beliau bersabda, Sekiranya aku terlambat lebih dari itu, aku tetap akan shalat dua rakaat dengan sempurna. (Lihat Sunan Abu Dawud, Kitab Ash-Sholah, Bab Rakatay Al-Fajr, hadits Nomor 1257). 
RAHASIA DIBALIK SHOLAT SUBUH
Sesungguhnya shalat yang paling berat bagi orang munafik adalah shalat Isya’ dan shalat Subuh. Sekiranya mereka mengetahui apa yang terkandung di dalamnya, niscaya mereka akan mendatangi keduanya (berjamaah di masjid) sekalipun dengan merangkak (HR Al-Bukhari dan Muslim)
Sesungguhnya amal manusia yang pertama kali dihisab pada hari kiamat adalah shalatnya” Jika shalatnya baik, maka baik pula seluruh amalnya, dan kalau jelek, maka jeleklah seluruh amalnya. Bagaimana mungkin seorang mukmin mengharapkan kebaikan di akhirat, sedang pada hari kiamat bukunya kosong dari shalat Shubuh tepat waktu?
Shalat Shubuh memang shalat wajib yang paling sedikit jumlah raka’atnya; hanya dua rekaat. Namun, ia menjadi standar keimanan seseorang dan ujian terhadap kejujuran, karena waktunya sangat sempit (sampai matahari terbit)
Ada hukuman khusus bagi yang meninggalkan shalat Shubuh. Rasulullah SAW telah menyebutkan hukuman berat bagi yang tidur dan meninggalkan shalat wajib, rata-rata penyebab utama seorang muslim meninggalkan shalat Subuh adalah tidur.
“Setan melilit leher seorang di antara kalian dengantiga lilitan ketika ia tidur. Dengan setiap lilitan setan membisikkan,Nikmatilah malam yang panjang ini. Apabila ia bangun lalu mengingat Allah, maka terlepaslah lilitan itu. Apabila ia berwudhu, lepaslah lilitan yang kedua. Kemudian apabila ia shalat, lepaslah lilitan yang ketiga, sehingga ia menjadi bersemangat. Tetapi kalau tidak, ia akan terbawa lamban dan malas.
“Berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang banyak berjalan dalam kegelapan (waktu Isya’ dan Subuh) menuju masjid dengan cahaya yang sangat terang pada hari kiamat” [HR. Abu Dawud, At-Tarmidzi danIbnu Majah]
Allah akan memberi cahaya yang sangat terang padahari kiamat nantinya kepada mereka yang menjaga Shalat Subuh berjamaah (bagi kaum lelaki di masjid), cahaya itu ada dimana saja, dan tidak mengambilnya ketika melewati Sirath Al-Mustaqim, dan akan tetap bersama mereka sampai mereka masuk surga, Insya Allah.
“Shalat berjamaah (bagi kaum lelaki) lebih utama dari shalat salah seorang kamu yang sendirian, berbanding dua puluh tujuh kali lipat. Malaikat penjaga malam dan siang berkumpul pada waktu shalat Subuh”.
“Kemudian naiklah para Malaikat yang menyertai kamu pada malam harinya, lalu Rabb mereka bertanya kepada mereka padahal Dia lebih mengetahui keadaan mereka ‘Bagaimana hamba-hambaKu ketika kalian tinggalkan?’ Mereka menjawab, "Kami tinggalkan mereka dalam keadaan shalat dan kami jumpai mereka dalam keadaan shalat juga". [HR Al-Bukhari]
Sedangkan bagi wanita walau shalat di masjid diperbolehkan shalat di rumah adalah lebih baik dan lebih banyak pahalanya, yaitu yang mengerjakan shalat Subuh pada saat para pria sedang shalat dimasjid. Ujian yang membedakan antara wanita munafik dan wanita mukminah adalah shalat pada permulaan waktu.
Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda:
“Janganlah kamu melarang hamba-hamba (wanita) Allah pergi ke masjid-masjid Allah, dan rumah-rumah mereka lebih baik bagi mereka, dan hendaklah mereka keluar dengan memakai pakaian yang apik.”
“Barang siapa yang menunaikan shalat Shubuh maka ia berada dalam jaminan Allah. Shalat Subuh menjadikan seluruh umat berada dalam jaminan, penjagaan, dan perlindungan Allah sepanjang hari. Barang siapa membunuh orang yang menunaikan shalat Shubuh, Allah akan menuntutnya, sehingga ia akan membenamkan mukanya ke dalam neraka” [HR Muslim, At-Tarmidzi dan Ibnu Majah]
Banyak permasalahan, yang bila diurut, bersumber dari pelaksanaan shalat Subuh yang disepelekan. Banyak peristiwa petaka yang terjadi pada kaum pendurhaka terjadi di waktu Subuh, yang menandai berakhirnya dominasi jahiliyah dan munculnya cahaya tauhid.
قَالُواْ يٰلُوطُ إِنَّا رُسُلُ رَبِّكَ لَن يَصِلُوۤاْ إِلَيْكَ
فَأَسْرِ بِأَهْلِكَ بِقِطْعٍ مِّنَ ٱلْلَّيْلِ وَلاَ يَلْتَفِتْ مِنكُمْ أَحَدٌ
إِلاَّ ٱمْرَأَتَكَ إِنَّهُ مُصِيبُهَا مَآ أَصَابَهُمْ إِنَّ مَوْعِدَهُمُ
ٱلصُّبْحُ أَلَيْسَ ٱلصُّبْحُ بِقَرِيبٍ
Para utusan (malaikat)
berkata: “Hai Luth, sesungguhnya kami adalah utusan-utusan Tuhanmu, sekali-kali mereka tidak akan dapat mengganggu kamu, sebab itu pergilah dengan membawa keluarga dan pengikut-pengikut kamu di akhir malam dan janganlah ada seorangpun di antara kamu yang tertinggal, kecuali isterimu. Sesungguhnya dia akan ditimpa azab yang menimpa mereka karena sesungguhnya saat jatuhnya azab kepada mereka ialah di waktu subuh; bukankah subuh itu sudah dekat?.”
Kata tertinggal disini terjemahan dari kalimah yaltafit. Ada pula mufassir menterjemahkannya dengan menoleh ke belakang Perjuangan berat untuk melaksanakan sholat subuh,walau hanya dua raka’at tetapi untuk bangun sangatlah sulit membutuhkan extra perjuangan.
Bahkan ketika menuju masjid dengan menembus udara dingin mereka lakukan karena mereka tau betapa agung kedudukan sholat wajib dua raka'at, namun sebagian orang akan menikmati buaian setan dalam tidurnya,
ٰأَيُّهَا ٱلَّذِينَ آمَنُوۤاْ إِن تَنصُرُواْ
ٱللَّهَ يَنصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ
7. Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu. ( Muhammad;7)
ٱلَّذِينَ أُخْرِجُواْ مِن دِيَارِهِم بِغَيْرِ حَقٍّ إِلاَّ أَن
يَقُولُواْ رَبُّنَا ٱللَّهُ وَلَوْلاَ دَفْعُ ٱللَّهِ ٱلنَّاسَ بَعْضَهُمْ
بِبَعْضٍ لَّهُدِّمَتْ صَوَامِعُ وَبِيَعٌ وَصَلَوَاتٌ وَمَسَاجِدُ يُذْكَرُ
فِيهَا ٱسمُ ٱللَّهِ كَثِيراً وَلَيَنصُرَنَّ ٱللَّهُ مَن يَنصُرُهُ إِنَّ ٱللَّهَ
لَقَوِيٌّ عَزِيزٌ
(yaitu) orang-orang yang telah diusir dari kampung halaman mereka tanpa alasan yang benar, kecuali karena mereka berkata: “Tuhan kami hanyalah Allah.” Dan sekiranya Allah tiada menolak (keganasan) sebagian manusia dengan sebagian yang lain, tentulah telah dirobohkan biara-biara Nasrani, gereja-gereja, rumah-rumah ibadat orang Yahudi dan masjid- masjid, yang di dalamnya banyak disebut nama Allah. Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa,( Al Hajj:40)
فَالِقُ ٱلإِصْبَاحِ وَجَعَلَ ٱلْلَّيْلَ سَكَناً وَٱلشَّمْسَ
وَٱلْقَمَرَ حُسْبَاناً ذٰلِكَ تَقْدِيرُ ٱلْعَزِيزِ ٱلْعَلِيمِ
Dia menyingsingkan pagi dan menjadikan malam untuk beristirahat, dan (menjadikan) matahari dan bulan untuk perhitungan. Itulah ketentuan Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. ( Al An’aam:96) Bagaimana dengan kita?
*** Marilah mulai saat ini berjuang melawan kemalasan dan bangun pagi shubuh menuju masjid/musholla untuk mendapat raport bagus, kapan lagi, atau tak ada waktu lagi?!.
sumber: media kajian Agama Islam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar